Rabu, 15 Oktober 2008

Sektor Finansial, mengapa begitu penting?

Krisi keuangan di Amerika yang dipicu oleh Subprime Mortgage, telah berakibat runtuhnya ketahaan eknomi dunia, dan mengakibakan krisis finansial global. Indonesia tentunya tidak luput dari ancaman krisis tersebut,karena memang sistem ekonomi yang dipakai di Indonesia pada prinsipnya tidak berbeda dengan sistem ekonomi yang dipakai oleh negara-negara lain yang telah terkena dampak dari krisis ini. Dampak yang sudah terlihat adalah kepanikan di Bursa Saham Indonesia, yang memicu aksi jual besar-besaran dan mengakibatkan IHSG jatu ke level terendah selama 2 tahun di level 1400,serta merosotnya rupiah terhadap US dolar ke harga 9800 dari harga 9100 perdolarnya.
Oleh karena itu pemerintah Indonesia, yang kebetulan telah mempunyai sedikit pengalaman dengan krisis moneter tahun1997, telah mengambil langkah-langkah yang dianggap dapat mencegah, atau paling tidak meminimalisasi dampak krisis tersebut terhadap perekonomian Indonesia. Beberapa langkah kebijakan pemerintah tersebut adalah menaikan jaminan simpanan di Bank, dari 100 juta menjadi 2 milyar, menghimbau BUMN yang listing di BEI untuk melakukan Buy back,dan otoritas moneter yang telah berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai rupiah.Kalau kita lihat respon pemerintah terhadap krisis finansial global ini cukup cepat, dan melibatkan kerjasama institusi yang terkait .Bagaimana hasilnya? Akan masih membutuhkan waktu untuk bisa melihat hasil dari kebijakan tersebut.

Tetapi ada wacana yang berkembang dibalik rangkaian kejadian tersebut di Indonesia.Ada sebagian orang yang melihat bahwa, kebijakan yang dilakuakn pemerintah tersebut hanya menyentuh sektor nonreal atau keuangan saja, sedangkan sektor real tetap tidak menjadi perhatian dari pemerintah.Padahal sangatlah jelas bahwa sektor real lah yang dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia, bukan sektor moneter.Selain itu sebagian orang berpendapat bahwa pertumbuahan di sektor finansial tidak hanya akan menguntugkan sektor itu saja,karena para pelaku di sektor finansial, akan menginvstasikannya kembali ke sektor tersebut.Yang lebih eksrim menyatakan bahwa kebijakan pemerintah pada sektor finansial itu hanya memberikan keuntungan kepada para spekulator saja.Sedangkan para pengusaha UKM yang telah terbukti sebagai penjaga ketahanan ekonomi Indonesia telah diabaikan.

Dan mereka menyebut sistem ekonomi yang hanya berpihak pada sektor finansial itu adalah sistem ekonomi kapitalis.
Selain itu, sektor finansial di Indonesia dinilai tidak memiliki kaitan dengan sektor real, sehinggal apa yang terjadi di sektor finansial tidak mencerminkan kerjadian yang sebenarnya.Misalnya kejatuhan IHSG dari level tertinggi 2800 pada tahun 2007 sampai kelevel 1400 hanya dalam waktu tidak sampai 1 tahun, tidaklah mencerminkan bahwa perkonomian Indonesia dalam keadaan gawat, karena fundamental ekonomi indonesia tetap dalam keadaan baik, dan perusahaan-perusahaan yang telah listing di BEI itu juga berada dalam kondisi yang prima.Mereka tidak mengalami kesulitan finansial sama sekali, tetapi tetap saja harga sahamnya terjun bebas.

Dari sini terlihat tidak ada kaitannya antara sektor finansial dengan sektor real, dan kenapa kebijakan pemerintah dalam menangani krisis ini justru terfokus pada sektor finansial.Dana sebesar 4 triliun telah disiapkan untuk BUMN melakukan buy back saham mereka, kenapa tidak dipakai saja untuk pengembahan usaha yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan? Itulah beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran dari para pencetus wacana tersebut.

Kalau kita lihat, memang sektor finansial di Indonesia saat ini memang belum mempunyai hubungan langsung dengan sektor real, Belum mempunyai, bukan Tidak mempunyai.
Hal ini berbeda sekali dengan dinegara-negara maju, sektor finansial mereka telah terkoneksi dengan baik dengan sektor real mereka, jadi apa yang terjadi disektor moneter adalah cerminan dari apa yang terjadi di sektor real
Sebagi contoh yang paling nyata adalah,ketika jatuhnya sektor finansial di Amerika yang disebabkan oleh krisis pada subprime mortgage, atau kridit permuahaan, hal ini juga menyebabkan hancurnya sektor Property di Amerkia.Tingkat penjualan property di Amerika terjun bebas, dan banyak perusahaan property gulung tikar dan menyebakan tingginya tingkat pengangguran diamerika.Karena tentu saja sektor property mempunyai hubungan langsung dengan sektor lainnya.Ketika sektor poperty jatuh maka akan menyeret kejatuhan pada sektor lainnya yang mendukung sektor peroperty, seperti industri bahan baku dan juga jasa broker peroperty.
Jadi dari fakta ini jelas membantah teori bahwa sektor finansial tidak memiliki hubungan langsung dengan sektor real.Apa yang terjadi di Indonesia adalah masih dalam proses terhubungnya dua sektor tersebut.

Lalu apa alasan pemerintah Indonesia dan juga negara-negara lain didunia,menitik beratkan penyelesaian krisis ini hanya pada sektor finansial saja?
Yang pertama adalah, bahwa sistem ekonomi didunia yang dipakai dibanyak negara pada dasarnya adalah sama.Sistem yang diadopsi dari negara-negar maju, atau banyak orang mengatakan sistem ekonomi kapitalis.
Sistem ekonomi ini menitik beratkan pada sektor finansial yang mereka set sebagai lokomotif dari sektor real.Karena sektor real adalah sektor yang memiliki beban yang berat, tentu membutuhkan penarik agar dapat bergerak.Oleh karena itu, pada sistem ekonomi kapitalis, dasarnya adalah bahwa menjadikan sektor finansial sebagai lokomotif pengerak dari sektor real.Selain menjadi Lokomotif penggerak dari sektor real, sektor finansial ini juga dapat dimanfaatkan menjadi indikator dari sektor real.Karena akan lebih mudah untuk mengetahui kondisi sektor real melalui indikator yang terjadi di sektor finansial.

Oleh karena hal-hal yang telah disebutkan diatas, maka saat ini sebagian besar masyarakat didunia, telah menjadikan sektor finansial sebagai indikator dari sektor real.Aliran dana dari seluruh penjuru dunia, akan melihat indikator pada sektor moneter dahulu sebelum menempatkannya pada sebuah negara tertentu.Hal ini dianggap cara yang paling praktis dan efisien oleh para pemilik modal sebelum menempatkan dananya.

Dan dari sini dapat kita pahami bahwa, Indonesia yang masih membutuhkan Investasi Asing untuk dapat menigkatkan pertumbuhan ekonominya harus tetap menjaga kondisi di sektor finansial tersebut..Investasi asing hanya akan datang, apabila kondisi ekonomi di Indonesia tetap dalam kondisi yang prima, dalam hal ini tercermin dari tetap stabilnya sektor finansial kita. Oleh karena itu, pemerintah indonesia selalu menjaga sektor finansial terlebih dahulu dalam proses penanggulangan krisi finansial global ini, agar dana-dana dari investor asing tetap dapat mengalir masuk ke Indonesia, dan juga dana yang sudah tertanam di Indonesai tidak lari keluar. Bisa dibayangkan abila dana dari investor asing tersebut ditarik keluar dari indonesia, bisa dipastikan ekonomi Indonesial akan kolaps seperti pada tahun 1997.