Kamis, 09 April 2009

Pemimipin Perempuan

Hari ini kita sedang disibukkan dengan masalah contreng mencontreng. Cukup membingungkan juga ketika kita harus memilih salah satu anggota Dewan yang terhormat, tetapi tidak satupun diantara pilihan yang ada yang memenuhi kriteria  kita. Tapi yah..pilih saja yang the best among the worst.

Untuk pemilihan caleg periode ini beberapa peraturan bagi para partai peserta pemilu telah diterbitkan, dan salah satunya peraturan mengenai Caleg Wanita, atau jumlah persentase caleg wanita. Kalau dipikir untuk apa sebenernya dibuat peraturan seperti itu? Siapa saja kan boleh menjadi caleg, tidak perduli wanita atau pria. Selain itu dinegara kita juga tidak memiliki aturan yang mengebiri hak salah satu golongan untuk menjadi kandidat caleg. Kalau kebetulan jumlah caleg pria lebih banyak dari pada caleg wanita, bukan berarti bahwa ada diskriminasi terhadap wanita, tetapi kenyataanya memang minat wanita terhadap bidang politik tidak terlalu besar.

Wacana mengenai gender equity atau persamaan hak pria dan wanita,menyeruak dalam pemikiran bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah muslim tidak lain dan tidak bukan adalah atas usaha dari negara-negara barat melalui LSM yang banyak beroprasi di wilayah Indonesia. Mereka menanamkan pemikiran tentang persamaan hak melalui kegiatan mereka di bidang politik ,ekonomi dan sosial. Itu fakta tidak terbantahkan! Banyak bukti yang bisa didapatkan dengan mudah. Anda bisa cari di internet situs salah satu LSM atau lembaga donor, dan kemudian lihat apa saja program kegiatan yang mereka lalukan dinegara kita ini. Pasti anda akan menemukan jenis kegiatan yang bertema pemberdayaan perempuan baik dibidang sosial,ekonomi maumpun politik. Itu adalah cara-cara mereka untuk menanamkan pola pikir tentang perempuan kepada bangsa ini. Karena mereka menilai ada yang salah dengan pola pikir Islam dan bangsa ini tentang perempuan.
Sebenarnya kalau dilihat secara history, geraka gender equity timbul berdasarkan pengalaman buruk yang dialami oleh para perempuan Eropa pada masa abad pertengahan. Dimana mereka menerima perlakuan diskrimanasi yang sangat buruk sekali. Banyak penyiksaan fisik yang harus mereka alami bahkan sampai dibinasahkan.Dari pengalaman sejarah ini maka gerakan persamaan hak antara perempuan dan laki-laki timbul dan berkembang. Mereka ingin pemikiran ini meyebar keseluruh negara didunia. Gerakan ini sekarang seakan menjadi gerakan pemaksaan, dimana mereka menginginkan seluruh negara memiliki pola pikir seperti mereka.

Bagi orang muslim  pedoman bahwa laki-laki adalah Imam sudah sangat jelas dan tegas, sehingga konsep gender equity versi barat ini terlihat sangat bertentanngan. Dalam tulisan ini disebutkan gender equity versi barat karena saya ingin menegaskan bahwa di dunia Islam juga memiliki konsep tentang gender equity. Tidak seperti yang selalu mereka gaung-gaungkan bahwa Islam tidak mengenal adanya persamaan hak antara pria dan wanita. Al qur'an adalah kitab yang sangat sempurna, yang mengatur segala aspek kehidupan masyarakat dan tentunya juga mengatur tentang bagaimana hubungan antara pria dan wanita yang seharusnya, termasuk persamaaan hak antara pria dan wanita.

Untuk menggambarkan perbedaan konsep  gender equity (GE) versi barat dan GE versi Islam, saya akan mengilustrasikannya melalui contoh persamaan / equation dalam sudut pandang matemeatika.

GE versi Barat 
Konsep GE versi barat memberikan pemahaman yang menyebabkan para wanita meminta untuk diberikan hak yang sama dengan hak  pria tanpa pengecualian. Konsep ini dapat digambarkan melalui sebuah persamaan matematika seperti berikut:

2 + 4 = 2 + 4   atau    2x + 5 = 2x + 5

Pada persamaan diatas tertulis dua baris operasi aritmatik yang dipisahkan oleh tanda sama dengan / equal (=). Hal tersebut dapat menggambarkan tentang konsep persamaan atau equality dalam kasus gender ini. Kita umpamakan bahwa operasi aritmatik yang ada disebelah kiri tanda sama dengan (=) adalah  kaum wanita dan yang di sebelah kanan tanda sama dengan adalah kaum pria. Konsep GE versi barat  mengharuskan kesamaan mutlak antara laki-laki dan perempuan yang dapat diilustrasikan seperti pada persamaan diatas bahwa  seluruh komponen yang ada disebelah kiri tanda sama dengan, serupa dengan yang ada disebelah kanan tanda. Sudah pasti persamaan tersebut tidak akan dapat diselesaikan dengan ilmu matematika apapun. Hal ini disebabkan karena pemahaman yang sangat keliru. Operasi matematika yang ditulis diatas bukan merupakan persamaan, tetapi merupakan dua buah kumpulan bilangan yang IDENTIK!


Bagaimana dengan konsep GE veri Islam dan Indonesia ?
Persaman yang terbentuk adalah seperti ini:

2 + 4 = 5 + 1    /   2x + 4 = 5x + 1

Persamaan diatas menunjukan walaupun komponen yang ada disebelah kanan tanda (=) dan disebelah kiri nya sangat berbeda, tapi total atau jumlah atau  dari persamaan terbut tetap EQUAL. Apabila ingin mencari nilai x pada persaaan tersebut juga dapat dilakukan dengan mudah pula. Hal ini menunjukan bahwa persamaan diatas adalah benar-benar persamaan / equation bukan identik !!!

Itulah yang mendasari saya untuk tidak setuju akan konsep GE versi barat,dan tetap berpegang pada konsep GE versi Alqur'an. Dari persamaan tersebut bisa anda lihat, bahwa Versi Al Qur'an lebih bersifat luwes dari pada versi barat karena tidak mengharuskan perlakuan yang sama atas pria dan wanita, tapi lebih menitik beratkan kepada keseluruhan aspek yang ada.

Jadi adalah hal yang sangat keliru apabila untuk mencapai persamaan hak gender,  pria dan wanita harus mendapat perlakuan yang serupa. Wanita secara biologis  memang berbeda dengan pria. Pria memiliki susunan otot dan rangka yang lebih kokoh dari wanita, sementara itu wanita mempunyai organ istimewa yang tidak dimiliki oleh Pria (rahim), sehungga kalau ada yang ingin memaksakan konep gender equity versi barat jelas suatu tindakan yang tidak didasari oleh pemikiran yang mendalam.