Senin, 03 November 2008

Korupsi dan Perilaku Masyarakat Indonesia

Semenjak kejatuhan rezim Orde Baru tahun 1998, masyarakat Indonesia selalu menuntut agar pemerintah yang berkuasa mau dengan serius memerangi Korupsi yang sudah mendarah daging di negeri ini.Tapi selama 10 tahun setelah kejatuhan rezim Orde Baru, banyak kalangan masih belum puas dengan kinerja pemerintah yang berkuasa dalam memerangi korupsi ini.

Bagi kalangan awam, mungkin melihat kinerja pemerintah ini dengan gemas,kenapa kelihatan begitu sulit sekali untuk memerangi korupsi ini, dan yang lebih menggemaskan lagi para pelaku korupsi ternyata tidak berkurang jumlahnya.Sepertinya mereka tidak jera dan takut melihat beberapa pelaku korupsi yang telah diseret ke meja hijau, bahkan ada yang telah meringkuk dalam tahanan selama beberapa tahun.

kadang-kadang terlintas dipikiran kita, apa para koruptor itu tidak punya perasaan,hati nurani dan lain-lain, ketika mereka mengambil uang negara, yang notabene adalah uang rakyat?Apa mereka para koruptor ini, tidak melihat, bahwa jutaan penduduk Indonesia masih berada dalam kemisikinan, dan membutuh pertolongan dari pemerintah untuk mensejahterakannya?
Mungkin kita hanya bisa menebak-nebak saja,apa yang sebenernya ada dalam pikian koruptor-korupto itu, ketika mereka mangambil uang rakyat?

Tapi kalau kita coba untuk melihat perilaku masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, mungkin sedikit banyak dapat membatu kita memahami jalan pikiran para koruptor.Karena bagaimanapun juga, Pejabat dan Koruptor adalah masyarakat Indonesia juga.

Sebagai awalnya mungkin anda bisa mengamati perilaku masyarakat dalam berlalulintas di jalan raya.Begitu banyak masyarakat yang tidak peduli dengan rambu-rambu dan peraturan lalulintas yang ada.Malah ada lelucon yang mengatakan "boleh ngelanggar,asal nggak ketahuan".
Padahal, rambu-rambu dan peraturan lalulintas yang yang ada gunanya bukan untuk para Polisi atau DLLAJR, tapi untuk masyarakat juga.Kalau masyarakat mau mematuhi rambu-ramabu tersebut, tentunya semua pengguna jalan akan merasa tenang dan nyaman saat berkendara.

Seperti rambu dilarang parkir yang dipasang dipinggir jalan, tentu saja bermaksud agar, jalanan tersebut bebas dari hambatan mobil yang berhenti di bahu jalan.karena apabila ada mobil yang berhenti dibahu jalan, tentu saja menjadikan jalan tersebut menjadi lebih sempit dan mengakibatkan lalulintas akan tersendat.Kalau lalu lintas menjadi tersendat dan bahkan sampai menimbulkan kemacetan, tentu saja ribuan orang pengguna jalan, secara langsung atau tidak langsung telah dirugikan oleh kendaraan yang diparkir di bahu jalan tersebut.Kalau kita mau coba-coba untuk menghitung keRugian yang ditimbulkan oleh kendaraan yang parkir tidak pada tempatnya itu, coba saja mulai dari berapa banyak konsumsi bahan bakar yang sia-sia selama kemcetan tersebut.belum lagi apa bila para pekerja kantor yang jadi terlambat masuk kantor gara-gara kemacetan tersebut. Pastinya kerugaian yang ditimbulkan oleh kendaraan yang parkir di bahu jalan tersebut cukup besar, baik secara finansial atau pun non finansial.

Kembali ke perilaku masyarakat tersebut, apakah orang yang memarkir kendaraan yang menyebabkan kemacetan dan menimbulkan keRugian pada masyarakat itu peduli, dan memikirkan dampak dari perbuataanya?..Tentu saja tidak!
Yang ada dalam benaknya adalah, bagaimana aktivitasnya menjadi gampang dan mudah, terserah dengan orang lain.Dengan memarkir kendaraannya "seenaknya", tentu saja akan meng enakan dirinya sendiri, dan menyusahkan orang lain.Dan mereka tidak peduli dengan orang lain yang susah, selama perkerjaannya menjadi mudah.
Apa para supir angkutan Umum peduli, bahwa perilaku berkendara mereka sangat merugikan masyarakat?Mangkal disemabarang tempat, Berhenti seenaknya, dll.
Apa para karyawan dan eksekutif muda peduli, ketika memacu kendaraan mewahnya dengan kecepatan tinggi, yang dapat membahayakan pengendara lain, khususnya pengendara sepeda motor? Tentu saja TIDAK

Belum lagi kita lihat, masyarakat yang dengan seenaknya membangun rumah ilegal di bantaran kali, yang sangat jelas dapat membahayakan mereka sendiri, dan dapat memyebabkan banjir.Apa mereka Peduli? TIDAK

Jadi sudah sangat jelas bahwa perilaku masyarakat Indonesia, adalah TIDAK PEDULI dengan yang lainnya, atau bisa dibilang Kepekaan Sosial masyarakat Indonesia sangat rendah sekali.Mereka tidak akan peduli dengan akibat yang ditimbulkan dari perilaku dan perbuatan mereka terhadap orang lain.Yang ada dibenak mereka adalah kepentingan mereka sendiri.Bagaiman saya bisa menyelesaikan kepentingan saya ini dengan cepat an mudah,sementara apa akibat yang ditimbulkannya, adalah urusan belakangan.

Dengan paparan saya diatas tersebut, tentu dapat membuat anda memahami isi kepala dari para koruptor yang dengan santainya menghabisi uang rakyat.karena mereka tidak PEDULI dengan orang lain, dengan Rakyat.

Jadi kesimpulan yang saya dapatkan dari pengamatan perilaku masyarakat Indonesia ini, tentu saja akan sangat sulit sekali membrantas tindak pidana korupsi ini.Karena langsung atau tidak Langsung, Korupsi adalah bagian dari perilaku masyarakat Indonesia.Bukan perilaku sebuah Rezim.Sebanyak apapun negara kita ini berganti pemerintahan, Korupsi tidak akan pernah hilang sebelum ada perubahan perilaku masyarakat dalam kehidupah sehari-hari.Karena bagaimanapun juga, para pejabat pemerintahan adalah anggota masyarakat Indonesia juga.